Mitrapolitika.com – Dokter Edi dari RSUZA kaget saat tahu tramadol bisa disalahgunakan seiring kasus oknum Paspampres tewaskan Imam Masykur yang ramai dibahas akhir-akhir ini.
Spesialis Anestesiologidan Terapi Intensif dari Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUZA) itu menyampaikan, Tramadol pada dasar obat nyeri pasca-operasi, kanker atau tumor.
Padahal obat ini sendiri sudah diatur peredarannya secara ketat dan semestinya sulit didapatkan masyarakat di tempat umum.
Sehingga kalaupun ada yang menyalahgunakan Tramadol untuk sesuatu yang lain, maka itu sesuatu yang benar-benar di luar kontrol.
Diketahui obat Tramadol sering disalahgunakan karena efeknya yang menenangkan dan euforia sebagaimana mengutip laman resmi BNN Kota Tangerang Selatan.
Dokter RSUZA itu menjelaskan, Tramadol masuk dalam golongan narkotika, yakni obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri.
Dalam dunia medis, dikenal ada tiga level narkotika, golong satu merupakan yang paling berat efek sampingnya.
Dokter spesialis anestesiologi RSUZA itu menjelaskan, meski masyarakat sudah mengetahui Tramadol digunakan sebagai anti nyeri, namun tidak bisa dijual sembarangan.
Bahkan terkadang sudah membawa resep pun, pihak apotek bertanya lagi siapa dokter yang memberikan resep tersebut.
Umumnya diberikan Tramadol kepada pasien operasi yang prediksi nyerinya sedang, namun jika diprediksi nyerinya ringan malah tidak dipakai karena bisa muncul efek samping.
Selain pasca-operasi, Tramadol biasanya juga dipakai sebagai pereda nyeri akibat penyakit kanker.