Mitrapolitika.com, Meulaboh – Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aceh Menggugat (GAM), Kamis (31/8/2023) melancarkan aksi damai dengan melakukan orasi dan tuntutan menyangkut kasus pembunuhan salah satu pemuda Aceh Imam Masykur (25) yang tewas akibat dianiaya oleh oknum Paspampres dan dua oknum TNI lainnya.
Para mahasiswa dalam jumlah banyak itu membentangkan poster di Simpang Pelor Meulaboh atau depan Gedung DPRK Aceh Barat, sebagai bentuk protes dan menuntut keadilan dari Panglima TNI dan Presiden, guna mengadili oknum yang terlibat dalam kasus pembunuhan pemuda Aceh di Jakarta baru-baru ini.
Kasus yang meninggalkan luka mendalam akibat ulah dari tiga oknum TNI yang diduga memeras dan menganiaya pemuda Aceh Imam Masykur hingga tewas.
Sehingga menjadi perhatian publik karena kelakuan dari oknum Paspampres yang berasal dari anggota TNI dinilai sadis dan tidak manusiawi.
Para mahasiswa tersebut satu per satu menyampaikan orasi di Simpang Pelor, dengan berharap kasus tersebut segera diadili.
Setimpal dengan apa yang sudah dilakukan oleh pelaku yang membunuh Imam Masykur.
Sementara pihak kepolisian terlihat berjaga-jaga di lokasi aksi unjuk rasa, guna mengamankan para pendemo tersebut.
Polisi ikut mengatur arus lalu lintas yang sempat memacetkan jalan raya saat itu.
Hingga akasi itu selesai, situasi berjalan aman dan damai.
Koordinator Lapangan (Korlap), Johnny Howard di sela-sela aksi unjuk rasa tersebut mengungkapkan, pihaknya meminta pernyataan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyampaikan bahwa prajurit TNI yang terlibat kasus penculikan dan penganiayaan seorang warga asal Aceh hingga tewas bakal dihukum berat, yaitu maksimal hukuman mati dan minimal dipenjara seumur hidup bisa diwujudkan.
Menurutnya, aksi yang dilakukan oleh oknum TNI tersebut benar-benar membuat luka hati masyarakat Aceh, akibat penyiksaan, perampasan dan pembunuhan yang telah dilakukan oleh pelaku.
Disisi lain, pihaknya meminta Presiden Joko Widodo guna mengusut kasus tersebut hingga tuntas.